Tuesday, January 13, 2009

Melintas batas

Gresik, 13 January 2009
Pengen rasanya terbang bebas, melakukan aktifitas yang aq inginkan, bebas berkreasi, tanpa harus terikat oleh keluarga, jarak dan waktu.
Terkadang melihat kehidupan anak-anak punk, dengan gayanya yang mungkin untuk sebagian masyarakat dianggap menjijik-kan, tapi mereka bisa begitu enjoy.
Aq sempat berpikir "gmana yah masa depan mereka? gmana pendidikan mereka? trus kedepannya gmana?, kalo ndak sekolah, hidup dari mana? ngamen? ngemis? apa mereka akan menikah (berkeluarga), mana ada calon mertua yang menerima anak punk gitu jadi menantunya?"
Kembali ke kehidupan disekitarku.
Ada temanku, sebut saja namanya Wira, dia bingung karena ingin menikah. Menikah kok bingung? Bingung kagak ada pasangan (org yang akan dinikahi) atau gmana? Usut punya usut, penyebab kebingungannya:
1) Dia bukan dari keluarga berada (kaya harta gitu).
2) Dia tidak memiliki keluarga layaknya keluarga normal (ayah, ibu, saudara), krn ayah dan ibunya telah bercerai.
3) Dia bekerja sebagai tenaga bantuan (out sourcing gitu), yah taulah gaji-nya berapa.
4) Keluarga wanita, tidak menyetujui hubungan mereka, krn menuurt keluarga wanita, temanku ini tidak berkualitas.
Waduh-waduh jadi kasihan ngeliatnya. Namun setelah perjuangan panjang, Wira diterima bekerja di perusahaan terkemuka, mendapat jabatan yang okay, gaji yang 4 kali lipat dari gaji yang biasa dia terima ketika menjadi tenaga kontrak. Sebenarnya wajar saja krn sebenarnya Wira anak yang pandai, IPK-nya saja 3,67, lulusan PTN ternama. Beberapa bulan ini, dia benar2 menikmati penghasilannya walau hampir 65% untuk membiayai keluarganya. Jadi walau dia sudah memperoleh gaji yang besar, dia masih saja merasa kurang, krn walau single dia hrs menghidupi keluarganya, hingga dia bingung, jika dia menikah nanti, bagaimana dengan keluarganya (dr segi ekonomi kaleee).
Mendengar curhat-nya, aq hanya menarik nafas panjang, yah masing2 orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri.
Kalo aq jadi Wira:
1) menikah, nggak perlu resepsi yang gede-gedean, kalo emang perlu, ndak usah ada resepsi, cukup menikah di KUA (hmm yang penting sah lah menurut agama dan catatan sipil gitu). toh lebih baik duitnya buat kontrak rumahlah, dsb.
2) kalo keluarga wanita, tidak menyetujui hubungan, yah harus dituntaskan, di bicarakan dengan pacar ku, maunya gmana, kalo dead-lock, sedangkan cewekku lebih memilih keluarganya (ya nggak salah juga seh), ya putus saja lah.
3) kalo dilihat dr kehidupan Wira, sebenarnya dia punya masa depan karir yang bagus di prsh tsb, yah sabar saja, toh rejeki nggak bakalan kemana. Dalam jangka panjang, aq yakin Wira, akan jadi org yang sukses, krn semasa kuliah dulu walau hidupnya susah, dia bisa menuntaskan kuliahnya dengan usaha2nya yang briliant dan mengeluarkan keringat.
Kadang-kadang ada yang dilahirkan dari keluarga yang tidak sempurna, keluarga miskin lah, tapi kalo dia bisa berhasil bangkit, sekolah, bahkan ampe jadi Sarjana bukankah itu LUAR BIASA. Setahuku orang tua Wira nggak ada yang tamat SD. Bisa aq bayangkan ketika Wira di wisuda, gmana bahagianya orang tuanya (walau aq dengar ketika di wisuda, Wira hanya seorang diri, tidak didampingi ortunya). Dengan jabatannya saat ini, aq yakin Wira bisa menjadi orang kaya (kalo kesuksesan memang dipandang dari segi kekayaan), mungkin suatu hari nanti calon mertua Wira, akan menyesal ketika menolak Wira menjadi menantunya.
Dari Wira, aq jadi ingat dengan salah satu temanku, namanya Winda (teman kuliah juga). Dia kerja di Sulawesi gitu. Dia bilang dia paling sebel kaloe harus balik pulang kampung ke Surabaya,lho kok gitu, bukannya harusnya senang kalo ketemu orang tua????.
Ternyata, setiap pulang kampung, ortunya selalu nanya "Winda, kapan kamu mau nikah?, udah punya calon nduk?", hmmm kebayang deh, gmana perasaan Winda.
"Don, aq paling sebel ketika ortuku nanya gituan, belum lagi kalo orang kantor nanya kapan nikah?", puih rasanya pengen berteriak, 'SUKA-SUKA GW DONK", ups lho kok marah hehehehe.
Dulu masih awal-awal bekerja di prsh ini, aq sering ditanya "Don, kapan nikah? jangan ampe terlambat lho, temanmu si xxxx udah nikah, tinggal kamu lho yang belum". Hmmm ntah sangking seringnya ampe bosan kali yang nanya, krn gw nya nyantai dan cuek-cuek ajah.
Pengen Nikah???? ya iyahlah, SOMEDAY. nggak harus HARI INI kan...?? hehehe.
Lanjut....si Winda...
Don, tau nggak di kantor aq malah diledekin jangan ampe jadi PERAWAN TUA loh, kalo cowok terlambat nikah mah nggak apa-apa tapi kalo cewek (ada hub dengan keseburan kaleee). Trus krn media sering ngangkat isu-isu homo-lah, gay atau lesbian lah, akhirnya teman2 sumuranku di kantor pada ngeledek "Win, kamu lesbi ya?".
"Gila kaleeeee, gw tuh NORMAL, Don", ucapnya berapi-api.
Aduh-aduh, kok jadi sensi jeng, nyantai ajah lagi. Trus gmana kalo hal tsb terjadi ama aq????
Gw GAY....hmmm mungkin ya mungkin nggak.
Gw BISEX....hmmmm mungkin ya
Gw HETEROSEXUAL....hmmm nggak mungkin hahahahahaha
Menurut aq pribadi ; MENIKAH itu TIDAK HARUS DIPAKSAKAN.
Menikah bukanlah tahapan yang harus dipaksakan:
Lahir, sekolah (TK, SD, SMP, SMA, PERGURUAN TINGGI), kerja, MENIKAH, berkeluarga (pny anak), tua, MATI deh.
Ada orang yang tidak pernah merasakan apa itu namanya belajar di sekolahan, sehingga menjadi Buta Huruf, yah umumnya dari keluarga yang miskin sekali.
Ada yang belajar, mungkin hanya tamat SD, SMP atau SMA saja.
Ada yang bisa meraih gelar yang buanyak banget, sampe jadi DOKTOR lah (S3)atau apalah gitu, yang pasti bukan gelar tinju profesional hehehehe.
Ada yang menikah, berkeluarga, bahagia
Ada yang menikah, berkeluarga, tidak bahagia
Ada yang menikah, berkeluarga, tapi punya selingkuhan
Ada yang menikah, berkeluarga (krn paksaan orang tua,)
Ada yang menikah, berkeluarga (supaya tidak di cap perawan tua)
Ada yang menikah, berkeluarga (supaya tidak di cap TIDAK NORMAL-gay/lesbi)
Ada yang menikah sesama jenis (krn katanya bisa adopsi anak hehehe)
Ada yang menikah, berkeluarga, CERAI
Ada yang menikah, berkeluarga, punya Istri lebih dari satu (poligami), tapi ada ngak yah yang POLIANDRI????? hehehehe.
Ada yang memilih tidak menikah (diantaranya romo-yah dari penganut katolik gitu)
Ada yang memilih tidak menikah (krn pernah disakiti mantan pacar, TRAUMA gitu deh)
Ada yang memilih tidak menikah (krn nggak laku-laku hehehe)
Ada yang memilih tidak menikah krn Lesbi/Gay (dari pada dipaksakan, walau bisa nikah di negara2 yang mengijinkan pernikahan sejenis).
Ada yang memilih KUMPUL KEBO. hmmmm enak kaleeeee.
Ada yang memilih tidak menikah, krn tidak takut BERKOMITMEN-takut TERIKAT, krn suka BERPETUALANG.
Dikantorku ada beberapa pejabat yang tidak menikah, cuman aq belum sempat berbincang dgn mereka, rasanya sungkan ajah mau nanya "kenapa ibu/bapak tidak menikah?". Sebenarnya pengen dengar pendapatnya gitu. Pgn deh, buat buku yang isinya pandangan-pandangan orang yang memutuskan untuk TIDAK MENIKAH.
Terkadang, ucapan "loe mah enak, masih bujang, gaji full, bisa buat foya-foya", sedang aq harus mikirin susu anak, sekolah, dsb. Pengen ngebales "siapa suruh dulu nikah?", hehehehe.
Apapun keputusannya, itu merupakan hak masing-masing orang. Setiap orang ber-hak mencapai KEBAHAGIANNYA dengan definisinya masing-masing. Mau dilihat dari kacamata agama kek, sosial, dsb, intinya HAPPY, tul nggak.
Ketika melihat kumpulan anak2 punk, yang ada dipinggir jalan, makan dari makanan sisa yang ada di tempat sampah,hmmmm jijik, kasihan, nggak tega. Eh tiba-tiba salah seorang dari gerombolan itu mendekati aq, dia bilang gini "mas, kamu kok manis, mau nggak ciuman ama aq?". Waduh neh cowok, nekad amat.
"Mas, bibirnya merah. Awakku pgn ngambung awakmu", ujarnya
"Hah, waduh maaf yah Dik, saya nggak bisa", formal bgt kan jawabku hehehehe
"Mas, pasti homo yah?", godanya
"Hah (untuk kedua kalinya), tau dari mana?", tanyaku
"Aq sering kok mas disodomi, kalo mas mau mas boleh nyodomi aq, gratis. Biasanya seh kalo aq di terminal bis, dibayar 20 rb ama om-om homo itu atau dikasih rokok", jawabnya enteng.
"Hah (untuk ketiga kalinya", aq cuman bengong ajah
"Aduh dik, maaf yah, saya ndak bisa", sambil mengeluarkan uang 10.000, "ini buat beli nasi", kutinggalkan anak itu.
Seminggu berlalu......
Ketika aq main di rumah salah satu teman kantor, aq agak terkejut ketika menatap wajah itu....
Awalnya aq agak lupa dengan wajahnya, tapi raut wajah innocent itu tidak aku lupa. Dia...dia kan anak punk itu yang menawari dirinya untuk disodomi....
Cuman aq cuekin ajah, dia beda, dia bersih, ndak kumel spt yang aq temui sebelumnya.
Setelah berbincang-bincang dengan teman kantorku, akhirnya aq tanya ke temanku itu, "itu anak bapak?".
"Iyah, benar, Don."
"hmmm, namanya siapa?", tanyaku
"Farid, sini, papa kenalin ama teman ayah", panggil Pak Dimas.
"Donny"
"Farid", ucapnya sambil menjulurkan tangannya dan berjalan masuk ke kamar.
"Pak, maaf, saya pernha lihat anak bapak di pinggir jalan, maaf jadi anak punk gitu", ucapku hati-hati, takut menyinggung perasaan Pak Dimas.
"Begini..(ujarnya dengan suara gemetar), yah memang benar Don, dia bisa sebulan tidak pulang, kalopun dia pulang itupun hanya sehari saja, setelah itu dia kembali lagi kejalanan. yah kalo di rumah ini dia mandi, pakai baju yang bersih, tapi kalo dia kembali ke jalanan yah pake baju kumelnya itu".
Heran rasanya kok bisa yah....wong Bapaknya neh kerja di perusahaan terkemuka, gajinya gede, kok anaknya jadi nggak jelas gitu. Pengen nanya panjang lebar, tapi keganggu telfon dari temanku yang udah nunggu aq. Maklum tadi janjian mau renang. Yah mungkin kapan-kapan aq bisa main ke rumah Pak Dimas dan bisa tanya-tanya lagi.
Kalo aq ingat-ingat di ruang tamunya ada foto keluarga (Ada pak Dimas, istrinya, farid dan satu anak cowok lagi). Rumah pak Dimas, luamyan besar dan bagus, mobilnya ajah ada Honda Citi Z ama Kijang Innova. Jadi nggak habis pikir. Usia Farid, kisaran 16 tahunan. Sepertinya dia anak terakhir. Jadi penasaran......neh.

0 comments:

 

Blog Template by YummyLolly.com