Monday, October 24, 2011

to maintain is more difficult

"to maintain is more difficult".... ketika ketenangan yang didambakan seakan makin jauh dari harapan, ketika kepercayaan yang dipupuk makin menipis, ketika komitmen seakan jadi tidak berarti, ketika proses bukanlah hal yang dijadikan pelajaran, ketika perbedaan-perbedaan itu muncul, ketika kompromi serasa sulit untuk dicapai, ketika duduk berdua, ketika tidur berdua, ketika jalan berdua, ketika ..., ketika kecemburuan, ketika kesalahpahaman, ketika kesensitifan, ketika amarah menguasai,  semua itu seakan bagai bara dalam sekam, apakah ini saatnya harus berakhir dititik nol, kendati aq masih berharap ini semua masih bisa diselamatkan...

mungkin lebih baik pisah untuk sementara, bukan karena aq mencintai orang lain, bukan karena aq selingkuh, bukan karena aq tidak mencintaimu lagi, bukan karena jenuh, ...

I am not afraid loosing you, but I am afraid that we are hurting each other,... I just want to hold your hands, hugs you... somepeople may say, love is so complicated, I just wanna say 'I still love you eventhough you are not my lover". I do really care to you, I always think of you while I go around with my friends, I always miss you while I am busy with my job... but I knew it's hard to maintain...and I will let you free...











Wednesday, October 19, 2011

oh HAPPY DAY

Well, setelah lama tidak menulis di blog ini.... alhasil kangen juga untuk menulis.... Beberapa bulan ini hidup seakan berada di titik jenuh, namun akhirnya menemukan arti pertemanan yang patut untuk disyukuri... walau perkenalan yang belumlah terlalu lama, tapi setidaknya aq merasa senang dengan teman2ku saat ini.... dalam hitungan hari aq meninggalkan pulau tercinta ini... untuk melanjutkan perjalananku ke Timor Leste.... lucu juga yah setelah dulu pengen ke Papua, eh nyasarnya malah ke Timor Leste hehehehe...

Disatu sisi amat sayang sekali meninggalkan teman2ku, namun aq juga excited untuk berkelana ketempat yang baru.... yang jelas disaat-saat terakhir ini...aq begitu bahagia dan ingin menghabiskan sisa waktu dengan teman2ku.... thanks guys for being my friends....



Sunday, June 5, 2011

Hospitality

SMILE..... kita kan kerja di dunia hospitality, so harus sering sering senyum...., udah berkali2 aq mendengar ucapan itu, yah wajar saja untuk industri pariwisata, tentu keramahtamahan kudu dikedepankan. Tapi bisa nggak ngebedain senyuman yang tulus dan senyuman yang dipaksakan. Senyuman yang beneran senyum, dimana kita tersenyum krn dari keinginan kita sendiri, bukan tersenyum karena kewajiban pekerjaan.

Jadi ngebayangin misalkan menginap di sebuah hotel, tentu waktu datang di hotel kita disambut dengan ramah oleh reseptionist....tapi apakah dia tersenyum dgn tulus atau tersenyum krn paksaan????

Sama halnya, ada orang yang bekerja karena uang, tapi ada orang yang bekerja karena dia mencintai apa yang dia kerjakan....

atau mungkin seperti senyum bahagia seorang suami ketika di rumah, walau dia akan tertawa lepas ketika bersama simpanannya atau ....

tapi kalo nonton OVJ, pasti senyum dan tawa kita benar benar tulus dan natural, krn emang akting mereka benar2 mampu mengocok perut.....

so.... selamat menonton OVJ (nggak nyambung ah......hehehehehe)























Friday, April 15, 2011

Rollercoster

Libur-libur.....jadi kangen neh utk nulis lagi di blog ini, terakhir nulis bulan Januari yang lalu.....lumayan lah beberapa bulan vakum tidak menulis di media ini....

Flashback mengenai pekerjaan yang berubah-ubah.... tapi aq sungguh menikmati di masing-masing posisi yang aq jalani. Benar-benar petualangan yang seru. Mulai dari jadi pegawai kantoran, agent insurance, agent property, financial consultant, journalist......sungguh benar2 menambah pengetahuan dan pengalaman hidup yang luar biasa dan tak terlupakan.

kalo ditanya pekerjaan mana yang tantangannya paling berat?

plus minus lah, tapi dimanapun kita kerja ada satu hal yang pasti kita hadapi yaitu "Problem". Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

kalo boleh memilih, pekerjaan yang berhubungan dengan tourism dan journalist, kombinasi diantara keduanya adalah hal yang menyenangkan utk dijalani.

Sebagai penulis tentu bisa hidup dengan 'idealisme"-nya, yang tentu bisa memuaskan hasrat untuk menyuarakan apa yg dirasakan, apa yang kita pikirkan, imaginasi kita dsb.

Dua tahun ini, memang merupakan perjalanan yang berkesan, lompatan demi lompatan, mengukur kemampuan diri beradaptasi, menghadapi konsekeuensi dari masing-masing pilihan yang aq buat...

....dan aq tidak menyesal atas semua itu... aq benar-benar merasakan "HIDUP", hidup yang tidak linear, tapi hidup yang serba "VARIABLE", dan aq belum ingin untuk berhenti naik "ROLLERCOASTER"..... so my journey still continues.....










Monday, November 1, 2010

My new tattoo

Hmm senangnya setelah 2 jam ditusuk-tusuk ama jarum, akhirnya tergambar Yudistira di sisi kiri lenganku. Alasan mengapa memilih Yudistira sebagai gambar tattoo dilenganku:


http://id.wikipedia.org/wiki/Yudistira

Yudistira (Sanskerta: युधिष्ठिर; Yudhiṣṭhira) alias Dharmawangsa, adalah salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putera Pandu.
Dalam tradisi pewayangan, Yudistira diberi gelar "Prabu" dan memiliki julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama Kerajaan Amarta.

Arti nama

Nama Yudistira dalam bahasa Sanskerta bermakna "teguh atau kokoh dalam peperangan". Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna "raja Dharma", karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidupnya.
Beberapa julukan lain yang dimiliki Yudhisthira adalah:
Beberapa di antara nama-nama di atas juga dipakai oleh tokoh-tokoh Dinasti Kuru lainnya, misalnya Arjuna, Bisma, dan Duryodana. Selain nama-nama di atas, dalam versi pewayangan Jawa masih terdapat beberapa nama atau julukan yang lain lagi untuk Yudistira, misalnya:
  • Puntadewa, "derajat keluhurannya setara para dewa".
  • Yudistira, "pandai memerangi nafsu pribadi".
  • Gunatalikrama, "pandai bertutur bahasa".
  • Samiaji, "menghormati orang lain bagai diri sendiri".

Sifat dan kesaktian

Sifat-sifat Yudistira tercermin dalam nama-nama julukannya, sebagaimana telah disebutkan di atas. Sifatnya yang paling menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. Kesaktian Yudistira dalam Mahabharata terutama dalam hal memainkan senjata tombak. Sementara itu, versi pewayangan Jawa lebih menekankan pada kesaktian batin, misalnya ia pernah dikisahkan menjinakkan hewan-hewan buas di hutan Wanamarta dengan hanya meraba kepala mereka.
Yudistira dalam pewayangan beberapa pusaka, antara lain Jamus Kalimasada, Tunggulnaga, dan Robyong Mustikawarih. Kalimasada berupa kitab, sedangkan Tunggulnaga berupa payung. Keduanya menjadi pusaka utama kerajaan Amarta. Sementara itu, Robyong Mustikawarih berwujud kalung yang terdapat di dalam kulit Yudistira. Pusaka ini adalah pemberian Gandamana, yaitu patih kerajaan Hastina pada zaman pemerintahan Pandu. Apabila kesabaran Yudistira sampai pada batasnya, ia pun meraba kalung tersebut dan seketika itu pula ia pun berubah menjadi raksasa besar berkulit putih bersih.

Kelahiran

Yudistira adalah putera tertua pasangan Pandu dan Kunti. Kitab Mahabharata bagian pertama atau Adiparwa mengisahkan tentang kutukan yang dialami Pandu setelah membunuh brahmana bernama Resi Kindama tanpa sengaja. Brahmana itu terkena panah Pandu ketika ia dan istrinya sedang bersanggama dalam wujud sepasang rusa. Menjelang ajalnya tiba, Resi Kindama sempat mengutuk Pandu bahwa kelak ia akan mati ketika mengawini istrinya. Dengan penuh penyesalan, Pandu meninggalkan tahta Hastinapura dan memulai hidup sebagai pertapa di hutan demi untuk mengurangi hawa nafsu. Kedua istrinya, yaitu Kunti dan Madri dengan setia mengikutinya.
Pada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kunti yang menguasai mantra Adityahredaya segera mewujudkan keinginan suaminya itu. Mantra tersebut adalah ilmu pemanggil dewa untuk mendapatkan putera. Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan Dewa Dharma dan mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui persetubuhan. Putera pertama itu diberi nama Yudistira. Dengan demikian, Yudistira menjadi putera sulung Pandu, sebagai hasil pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudistira sepanjang hidupnya.

Tuesday, September 14, 2010

Ibadah saja di KUBURAN, Pasti Nggak Diganggu

Saya lahir dari keluarga dengan dua agama yang berbeda, Ibu Kristen & Bapak Islam, saya tidak keberatan mendengar suara adzan berkumandang, tidak keberatan dengan macetnya jalan akibat bubaran sholat Jum’at, tidak keberatan dengan pungutan di jalan raya utk pembangunan rumah ibadah, dan yang lagi ngetren minta sumbangan di pintu ATM, saya juga tidak keberatan dengan nyanyian pujian umat Kristiani, TAPI SAYA KEBERATAN KETIKA AKSI KEKERASAN TERJADI TERHADAP UMAT YG HENDAK MELAKSANAKAN IBADAH.

Salah satu pendapat di kompas.com, menyatakan:

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

* http://stat.k.kidsklik.com/data/2k10/images/user_1.jpg
Roy Hatolik Pane

Selasa, 14 September 2010 | 20:33 WIB

Buat saudara-saudara seiman… Kiranya semua dapat tenang, sabar dan penuh kasihh…sikapi dengan bijaksana. Cobalah rembuk diskusi ulang dengan pihak pemda untuk mau dan memindahkan lokasi tempat beribadah…kita tolreansi juga dong..kan itu perumahan…Lihat sekeliling kita kalau kita ibadah ( mall, jalan raya yang bukan untuk parkir ) walaupun cuman 1 minggu sekali…aduhhh menimbulkan kemacetan ( mobilnya ) kan menggangu pihak lainnn…mana kasih kita terhadap sesama ?

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/14/19584164/Inilah.Kronologi.Kasus.HKBP.Ciketing-8

Saya berpikir lagi,

Mengapa umat sampai ada yang menjalankan ibadah di mall, kalo di jalan raya, kok saya jarang menemui yah (kalopun ada mungkin karena rumah ibadahnya sudah tidak mencukupi untuk menampung jemaat). Saya tau bagaimana susahnya untuk mendirikan rumah ibadah, perijinan dan IMB yang susahnya bukan main, pemda yang seakan-akan mempersulit, hingga akhirnya umat Kristiani menyewa ruangan di hotel, di gedung-gedung perkantoran, di mall, untuk dijadikan tempat beribadah.

Hmmm, apalagi dengan insiden di bekasi ini, apakah lantas lebih baik umat berdoa sendiri-sendiri saja di rumah, biar pendetanya saja yang giliran ke masing-masing rumah, nggak perlu lah umat kristiani itu berkumpul, berdiskusi, beribadah, bersilahturahmi, cukup ibadah di rumah saja, apa perlu umat Kristiani itu beribadah di kuburan saja, disarankan malam hari, kan nggak ada yang bakalan menganggu, setidaknya nyanyian pujian merdu itu mampu mengusir hawa seram dari kuburan, syukur-syukur arwah gentayangan bisa ikut berjoget gembira dan menjadi senang.

Lantas dimana peran Negara? Hmmm kebebasan beragama, kebebasan beribadah, toh saat ini Pemerintah bersikap tidak akan terlalu ikut campur urusan tersebut, sempat shock juga ketika mendengar statement dari pihak kepolisian yang menyatakan insiden tersebut murni tindakan KRIMINAL, yah terus motifnya apa Pak?. Weleh weleh…. benar-benar seperti hidup di negara kacau balau.

Benar juga kata GUSDUR dulu, jika pemerintah tidak menjamin kebebasan umat utk menjalankan ibadah, maka Indonesia hanya mulai dari Sabang hingga Banyuwangi saja, akankah itu terjadi? MUNGKIN SAJA, wong pemimpinnya tidak TEGAS sama sekali, terlalu LAMBAN seperti SIPUT.

Tulisan dosewa telah dimuat di:
http://agama.kompasiana.com/2010/09/15/ibadah-saja-di-kuburan-pasti-nggak-diganggu/

Thursday, September 2, 2010

Obsesi SBY meraih Nobel Perdamaian

Setelah menyimak isi Pidato SBY (01/09/2010) perihal memanasnya hubungan RI-Malaysia yang dipicu oleh insiden tanggal 13 Agustus 2010 di perairan Pulau Bintan, apa mau dikata, kekecewaan itu sangatlah terasa akibat dari isi pidato SBY yang begitu datar, lagi-lagi menunjukkan kelemahan SBY dalam menyikapi isu-isu penting dan terkesan sangat lamban. Insiden terjadi tanggal 13/08/2010, eh pidatonya malah tanggal 01/09/2010, respon yang sangat lamban, sama halnya dengan Menlu RI yang masih tenang-tenang saja sementara Menteri Luar Negeri Malaysia sudah mengeluarkan pernyataan yang cukup keras dan tegas.

Perang? tentu tidak semua rakyat Indonesia menyetujui hal tersebut, namun tidak bisakah pemerintah bersikap LEBIH TEGAS terhadap Malaysia, 10 (sepuluh) nota protes yang dikirimkan Menlu RI ke pemerintah Malaysia tidak ditanggapi sama sekali, bukankah ini merupakan pelecehan, jika di Negara lain, maka Negara tersebut akan memutuskan hubungan diplomatik. Tapi tidak dengan Pemerintah RI.

Soft Diplomacy yang dilakukan oleh Menlu RI terlalu lembut, kok yah tidak capai terus-terusan menggunakan soft diplomacy dengan Malaysia. Sudah saatnya mengunakan Hard Diplomacy, sekali lagi bukan untuk Perang.

Membandingkan isi pidato SBY (01/09/2010) dengan isi pidato Soekarno “Ganyang Malaysia” (27/07/1963) tentu berbeda jauh. Di era Soeharto pun, Indonesia disegani (bukan ditakuti). Soekarno, Soeharto, Soesilo (Susilo) seharusnya sama-sama kompak dalam pemikiran, kebijakan, dan sikap, dalam hal kedaulatan NKRI.

Ada yang bilang SBY itu sedang berada pada puncak NARSISME, Pencitraan yang dibangun sejak tahun 2004 masih belum dipandang cukup. Apakah mungkin SBY masih terobsesi untuk meraih nobel perdamaian? Jika Jusuf Kala (JK) pernah digembar-gemborkan untuk meraih nobel perdamaian setelah berhasil mendamaikan keadaan di Aceh, apakah SBY ingin meraih suatu momentum agar dipandang oleh Dunia sebagai Pribadi yang layak dan pantas untuk meraih Nobel Perdamaian?

Mungkin dengan meraih Nobel Perdamaian, SBY akan menyempurnakan Pencitraannya, menjabat dua kali berturut-turut sebagai Presiden RI yang dipilih rakyat secara langsung, mampu mengamankan kondisi perekonomian Indonesia dari hantaman imbas krisis ekonomi global (apakabar Bu Sri Mulyani?), dan jika harus ditutup dengan Nobel Perdamaian tentulah menjadi prestasi tersendiri bagi SBY.

Tulisan Dosewa ini telah dimuat di: http://politik.kompasiana.com/2010/09/03/obsesi-sby-meraih-nobel-perdamaian/
 

Blog Template by YummyLolly.com