Ketika mengenyam pendidikan di level Sekolah Dasar, di buku raport tentu ada yang namanya mata pelajaran Agama: ya tergantung agama yang dianut oleh siswa, pilihannya bisa agama X, agama A, agama Y, Agama B, Agama Z dan aliran kepercayaan. Kita mengenal Agama mungkin sejak usia dini, oleh orang tua kita, kita diperkenalkan akan adanya Tuhan, kisah kehidupan nabi dan lain sebagainya. Karena aq dibesarkan dari keluarga dengan dua aliran agama yaitu Agama X dan Agama B. Saat memutuskan agama mana yang akan kita anut????? Kalo pas masih kecil tentu kita akan mengikuti agama yang dianut orang tua kita atau keluarga besar kita. Jadi bertanya-tanya:
jika saat ini aq menganut agama X disebabkan krn orang tua/ keluargaku menganut agama X tersebut...apa mungkin aq akan menganut agama Y juga disebabkan krn orang tua/ keluargaku menganut agama Y?
so... jika aq diberi kesempatan untuk memilih agama x y z a b c.... pasti aq akan bingung milih agama yang mana yah...wah kok jadi seperti kita datang ke rumah makan trus ada daftar menu, tinggal pilih sesuai selera...Wah kalo minggu lalu aq pilih menu agama X, minggu ini aq pilih menu agama Y, minggu depan pilih menu agama Z...wah setahun bisa milih 52 agama donk .... Dikehidupan nyata, ada beberapa temanku, yang gonta ganti menganut agama...dan akhirnya berakhir dengan ATHEIS.
Hmmm, dari pada menganut suatu agama dan menjadi fanatik yang berlebihan yang pada akhirnya rawan konflik dengan penganut agama lain, mending nggak beragama...lho kok gitu.
Ya iyahlah, gw eneg banget ketika melihat aksi kekerasan ntah apa namanya teror bom lah, kebanyakan dikarenakan alasan agama...Bukankah agama mengajarkan hal-hal yang baik, menuntun ke arah yang benar dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan...eh lha kok malah saling serang, bunuh dsb...
Mending nggak menganut agama apapun...dari pada menganut agama tertentu tapi dipenuhi dengan kekerasan dan menghilangkan nyawa orang lain... Waduh...bukan Agamanya yang salah (mungkin) tapi manusianya...
Udahlah aq lebih memilih mengakui bahwa (mungkin) Tuhan itu pernah ada namun saat ini Tuhan sudah mati...atau malah Tuhan itu tidak pernah ada... Waduh...kok gitu?
ya iyahlah emang loe pernah kenal ama Tuhan?
waktu kecil ketika pengen permen, aq berdoa ya Tuhan berikanlah aq hari ini permen..eh mama ngasih permen ke aq
waktu kecil ketika pengen mainan, aq berdoa ya Tuhan berikanlah aq hari ini mainan kesukaanku, eh papa ngasih mainan itu dihari ulang tahunku. Wah Tuhan memang ada ... dia selalu menjawab doa-ku...
namun ketika aq beranjak dewasa...aq makin merasakan Tuhan jauh dari kehidupanku, setiap masalah timbul, aq berdoa...namun Tuhan seakan tidak pernah menjawab doaku... menurutku Tuhan sudah mati. waduh kok gitu?
Yah gimana lagi ya...ketika aq diperkosa... dan saat itu aq menjerit, memanggil nama Tuhan, aq berdoa disaat tubuhku dijamah oleh makhluk2 buas tidak berperikemanusiaan itu ...namun Tuhan tidak menolongku...
disaat aq mengandung janin hasil pemerkosaan itu Tuhan seakan menelantarkan aq...
orang tuaku mengusirku dari rumah...dan aq harus bekerja menjadi pelacur... demi menghidupi diriku dan janin yang ada dalam perutku...
dan disaat aq hamil 7 bulan aq masih tetap harus bekerja melayani makhluk-makhluk penyuka lendir itu...
Dan ketika bayi mungil itu lahir, aq bingung ...
Bingung bukankah masyarakat akan menyebutnya sebagai anak haram lah, susah nggak yah untuk membuat akta lahirnya, trus kalo entar dia mau masuk sekolah pasti dia akan bingung menjawab siapa nama ayahnya...wong aq sendiri tidak tau siapa kumpulan-kumpulan makhluk-makhluk itu...aq hanya ingat masing-masing pasang mata lelaki yang memangsa tubuhku dengan liarnya...aq masih ingat dengan tatapan-tatapan buas itu...
Ingin kugugurkan saja janin itu, bulan demi bulan ,aq makin membenci janin yang suka menendang-nendang perutku...
Ketika aq mendengar suara tangisnya...aq menangis namun tanpa suara...
Kutatap bayi mungil kemerahan itu..aq kagum sekaligus takut...akankah aq menjadi ibu yang baik untuk dia...disisi lain kehadiran bayi ini akan mengingatkanku akan kejadian suram itu...ingin kubunuh bayi itu.
Segera kutinggalkan rumahsakit itu dipagi gelap buta... kutinggalkan bayi mungil itu di rumah sakit bunda kasih. Maafkan ibumu nak. Satu yang kuingat kuberi kau nama SASIKIRANA. Kutulis nama itu digelang berwarna merah yang kau kenakan tanda dari rumah sakit.
Mendengar cerita wanita renta ini, aq merasakan sesak yang luar biasa, masih terlihat jelas dibalik garis-garis keriput diwajahnya tanda-tanda kesedihan yang mendalam...dia benar-benar terluka...tak sanggup aq memegang pena ditanganku...tak sanggup ku menulis lagi, aq hanya sanggup menatapnya sambil sesekali menarik nafas dalam-dalam.
Sungguh luar biasa, seorang wanita mantan pekerja seksual dipinggiran kereta api ini bisa mengelola panti asuhan dengan jumlah 45 anak. Sebenarnya aq melakukan interview dengan ibu ini dikarenakan pekerjaanku sebagai wartawan, namun tidak kusangka di awal pertemuan kami, ibu ini membuka pembicaraan dengan cerita yang menyesakkan dadaku.